Connections

Galleries

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

twitter

Minggu, 04 Januari 2015

Akuaponik adalah gabungan dari  budidaya ikan atau disebut akuakultur dan budidaya sayuran /tanaman dalam satu kesatuan sistem yang saling menguntungkan. Keberadaan ikan, tanaman dan bakteri merupakan unsur yang sangat penting, karena keberadaan ketiga unsur tersebut melahirkan simbiosis mutualisme yaitu suatu hubungan yang saling menguntungkan. Ikan menyumbang kotoran dan sisa pakan yang di dalamnya mengandung amonia. Bakteri menyaring dan mengubah amonia menjadi nitrat, zat yang berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman. Tanaman memasok oksigen yang diperlukan ikan.

Simbiosis mutualisme dalam akuaponik


Karena akuaponik merupakan gabungan budidaya ikan dan budidaya sayuran/tanaman, maka hasil yang kita dapat tentu tidak hanya ikan, tapi juga tanaman khususnya sayuran. 
Hidroponik...
Mungkin untuk menambah wawasan kita, berikut saya bagikan beberapa teknik dalam hidroponik yang saya kutip dari majalah TRUBUS, hal tersebut perlu, karena dalam akuaponik menerapkan teknik-teknik hidroponik.
1. Nutrient Film Technique (NFT), merupakan teknik hidroponik yang menjadikan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal (2-3 mm) dan tersikulasi secara terus menerus sehingga tanaman dapat memperoleh air, nutrisi, dan oksigen yang cukup. 
2. NFT tanpa Greenhouse, merupakan modifikasi metode NFT tanpa penaung atau greenhose. Teknik ini sangat revolusioner mengingat biaya investasi pembuatan greenhouse cukup mahal.
3. Aeroponik atau pengabutan, merupakan metode budidaya tanpa tanah dengan memberikan air dan nutrisi pada tanaman dalam bentuk butiran kecil atau kabut. Pengabutan berasal dari air dari bak penampungan yang disemprotkan menggunakan nozel sehingga nutrisi lebih cepat terserap akar tanaman. Penyemprotan berdasarkan durasi waktu yang diaur menggunakan pengatur waktu. Penyemprotan ke bagian akar tanaman yang sengaja digantung. Air dan nutrisi yang telah disemprot akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.
4. Substrat atau Drip irrigation, merupakan teknik hidroponik yang memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan. Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.
5. Floating Hydroponyc System (FHS) atau rakit apung, merupakan teknik hidroponik dengan menanam tanaman pada lubang stirofom yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi.
6. Wick System atau sistem sumbu merupakan teknik sederhana yang menghubungkan nutrisi dan media tanam dengan perantara sumbu. Air dan nutrisi akan sampai ke akar tanaman dengan memanfaatkan prinsip daya kapilaritas air. Cara kerjanya mirip kompor minyak tanah.
Merancang Sistem...

Ada banyak model akuaponik, mulai dari yang sederhana sampai ke tingkat yang lebih kompleks, dan di sini saya akan berbagi untuk sistem yang sederhana, tujuannya supaya kita lebih mudah untuk memahami. Untuk sistem yang akan saya bagikan adalah akuaponik sistem pasang surut. Akuaponik sistem pasang surut adalah sistem dimana air di media tanam akan mengalami pasang surut secara otomatis dengan bantuan alat yang bernama bell siphon yang bisa kita buat sendiri.

Untuk membuat akuaponik pasang surut sederhana menurut saya, membutuhkan beberapa komponen utama antara lain,
1. Kolam ikan.
2. Pompa air.
3. Bak/wadah untuk menanam (grow bed)
4. Media tanam.
5. Bell Siphon.

1. Kolam Ikan
Untuk kolam, kita bisa menggunakan berbagai macam kolam, bisa kolam beton, kolam fiber, kolam terpal, kolam dari box ibc, dll. Mungkin bagi yang sudah memiliki kolam, kita bisa memanfaatkan.

2. Pompa air.
Dalam hal ini, pompa air yang dimaksud, adalah pompa air khusus kolam. Dalam memilih pompa air, kita harus menyesuaikan dengan volume dari kolam ikan, dalam arti pompa yang dipilih harus dapat menguras total air kolam ikan dalam satu jam. Jadi jika volume kolam 1000 liter, minimal pompa yang dipilih adalah pompa yang memiliki debit 1000 liter/jam. Tentu saja kita juga harus mempertimbangkan ketinggian dari media tanam yang akan kita aliri air, jadi perlu dilihat juga saat memilih pompa, berapa ketinggian yang dapat dijangkau oleh pompa tersebut, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

3. Bak/wadah untuk menanam (grow bed)
Ada banyak wadah yang bisa kita gunakan, tapi yang terpenting, wadah tersebut harus tahan air, tidak mudah pecah dan tidak bocor, karena wadah tersebut nantinya akan di isi media tanam dan selalu digenangi air dari kolam.
Untuk ukuran, sebaiknya memilih wadah jangan terlalu kecil, karena nanti tidak bisa berfungsi maksimal, dan hanya memuat sedikit tanaman, tapi juga jangan terlalu luas, karena jika terlalu luas maka air di dalam kolam bisa habis. Mungkin sebagai gambaran, jika luas kolam P x L = 1 m x 1 m dan tinggi 70 cm, kita bisa menyediakan wadah atau grow bed dengan luas yang sama 1 m x 1 m dan tinggi 30 cm. Nantinya, ketinggian air kolam hanya akan berkurang kira-kira setinggi 15-20 cm, hal tersebut, karena di dalam media tanam ada bagian yang selalu kering yaitu bagian permukaan, sekitar 5 cm, bagian yang mengalami pasang surut yaitu bagian tengah setinggi 15 cm dan bagian yang akan selalu tergenang air yaitu bagian bawah sekitar 5 cm.

4. Media tanam.
Untuk beberapa model akuaponik seperti rakit apung, NFT tidak memerlukan media, akan tetapi untuk pasang surut lebih sering memerlukan media tanam, meskipun bisa tanpa media. Media tanam memiliki beberapa fungsi yaitu, sebagai pijakan akar tanaman sehingga bisa berdiri dengan kuat, sebagai media filter dan sebagai tempat menempel bakteri nitrifikasi, karena bakteri tersebut bersifat nonmotil yaitu menempel pada suatu permukaan benda.
Untuk media tanam sendiri bisa bermacam-macam dan saya pernah mencoba beberapa seperti  batu kerakal, kerikil, arang kayu, pecahan genting, pecahan batu bata dan bisa juga dilakukan kombinasi batu krakal arang kayu dan tanah dengan menerapkan sistem pasang surut dikombinasikan dengan sistem sumbu.

5. Bell siphon
Bell siphon adalah suatu alat yang yang bekerja secara otomatis sehingga air di wadah atau grow bed bisa mengalami pasang surut. Alat tersebut dapat kita buat sendiri dengan mudah. Untuk membuat bell siphon bisa di artikel dengan judul Cara Membuat Bell Siphon

Untuk lebih memperjelas alur dalam akuaponik, saya coba tuangkan dalam gambar di bawah ini.

Skema Akuaponik (Aquaphonic)

Bakteri Baik...
Jika kita memang membuat sistem dari awal, maka setelah sistem jadi, kita perlu menumbuhkan bakteri baik, karena dalam sistem baru belum banyak bakteri baik. Untuk menumbuhkannya kita dapat melakukan dengan bebarapa cara
1. Menambahkan air dari kolam  milik orang lain atau tetangga he..., yang tentunya sistem kolamnya sudah matang.
2. Bisa juga dengan menambahkan dari air sungai, tapi tentu lebih beresiko, kita tentu sudah tahu bagaimana kondisi air sungai di sekitar kita, kecuali, sungai di sekitar kita memang masih jernih tidak banyak terkontaminasi limbah.
3. Sabar menunggu supaya sistem terbentuk sekitar 1 sampai 3 minggu.
4. Di toko ikan hias sebenarnya juga banyak dijual penumbuh bakteri baik, kita tinggal memasukkan dalam sistem sesuai takaran yang dianjurkan.

Untuk yang sudah memiliki kolam dan ingin membuat akuaponik tentu sudah tidak perlu menumbuhkan bakteri baik, karena kolam yang sudah matang biasanya banyak bakteri baik yang tinggal di bak filter seperti yang saya miliki he...

Cahaya...
Dalam menanam, cahaya sangat diperlukan, karena merupakan salah satu unsur pokok bagi tanaman untuk bisa tumbuh dengan subur. Jadi lebih baik, sebelum membuat akuaponik, pilih lokasi yang mendapatkan banyak sinar matahari, khususnya untuk media tanam. Mungkin bisa kita menerapkan sistem indoor dalam ruangan tertutup, tapi tentunya kita akan membutuhkan lampu khusus tanaman, dan di sisi lain kebutuhan listrik akan jauh lebih banyak.

Penanaman...
Dari pengalaman saya, untuk penanaman seperti, sawi, slada, loncang, sledri, bayam, tomat, kangkung, lebih baik jika tanaman di semai terlebih dahulu pada media tanah, setelah umur bibit sudah siap tanam, barulah kita pindah ke media tanam pada sistem akuaponik. Untuk cara menanam berbagai sayuran, tunggu di tulisan berikutnya.


Tambahan...
Dari pengalaman aquaponik mini yang pertama, di dalam media tanam ternyata banyak cacing entah datang dari mana, untuk itu, carilah cacing dan masukkan ke tempat media tanam, itu juga saya lakukan pada akuaponik adisi ke-2, karena kotoran cacing memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tanaman.

Menurut saya secara pribadi, setiap daerah atau negara memiliki keunikan masing-masing, mulai dari jenis ikan, tanaman, media tanam, iklim, dll, jadi petunjuk yang ada hanyalah sebagai dasar, dan kita masih bisa mengembangkan dengan cara kita masing-masing.
Ke depan, dunia akan semakin banyak kehilangan lahan untuk bercocok tanam, tentu kehadiran sistem akuaponik bisa menjadi solusi yang tepat.

Jika ada yang salah, mohon masukkannya.....Selamat mencoba, semoga bermanfaat.....

NB: Apa yang saya tulis di atas masih bersifat dasar, ada banyak hal yang belum bisa tersampaikan di sini, tapi seiring waktu, tambahan-tambahan yang juga tak kalah penting saya sampaikan pada postingan yang lain yang terkait dengan akuaponik. 
    
Terimakasih..

0 komentar:

Posting Komentar

jam apik

Search